Alquran dan Glise




Penemuan Gliese 185 mengisyaratkan kepada kita, Adakah kehidupan di luar bumi? Pertanyaan ini ssungguh menarik bagi kita. Skenario yang langsung terbayang dipikiran kita setidaknya adalah seperti apa mereka, bisakah mereka berkomunukasi dengan kita, atau dapatkah kita kesana ataupun sebaliknya bisakah mereka ke bumi. Sungguh fantasi yang mengasyikkan, terlebih lagi fantasi ini dikaitkan dengan situasi bumi kita sekarang yang sudah tidak bersahabat lagi karena ulah kita sendiri. Maka skenario yang tertuju yang merupakan skenario paling ekstrem bahwa bilamana bumi tak layak huni kemanakah kita akan pergi?? ke angkasa raya mungkin jawabnya.
Itulah fantasi, tetapi fantasi juga sebenarnya tidak bisa dianggap hanya sebatas angan-angan tak berguna. Setidaknya kita mengetahui penemuan-penemuan mutakhir pada tiap zaman acapkali berawal dari fantasi. Misalnya bagaimana bisa terbang? Zaman dahulu hal ini orang bisa menyebutnya sebagai fantassi seorang gila, tetapi sekarang hanya orang gila yang tidak membenarkan fakta tersebut. Fantasi-fantasi yang disebutkan pada awal tulisan ini pun tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat bukan lagi menjadi sekedar fantasi imajinatif melainkan hal yang akan benar-benar terjadi, wallahu a’lam!

Gliese185 setidaknya bisa kita sebutkan disini sebagai awal titik terang dari fantasi ini. April Silam untuk pertama kali ditemukan planet serupa bumi (earth-like) yang bisa mendukung adanya air dan menopang kehidupan. Pemimpin kelompok yang menemukan penemuan ini melalui observatorium Geneva, Swiss, Stephen Udry mengatakan bahwa penemuan ini merupakan langkah berarti menuju penemuan planet yang menyerupai bumi dan memiliki bintang seperti matahari. Gliese185 merupakan planet yang berukuran 1,5 kali dibandingkan bumi dengan massa lima kali lebih besar massa Matahari. Jarak bintang ini 20,5 tahun cahaya dari bumi. Gliese 581 untuk golongan kosmik termasuk dekat dengan bumi dan model komputer memperkirakan bahwa Gliese581 merupakan planet yang berbatuan seperti bumi atau jagat air (water world) yang tertutup sepenuhnya oleh lautan. Menurut perkiraan tim penemu suhu rata-rata “bumi super” ini antara 0 dan 40 derajat celcius, sehingga air akan berwujud cairan. (Kompas 5 Desember 2007)
Alquran dan Luar Angkasa
Kemudian marilah kita mengarahkan perhatian kita bagaiman Alquran berbicara tentang fenomena ini. Kalau kita meneliti ayat-ayat Alquran tenyata Alquran dengan gamblang telah menggambarkan tentang tata ruang angkasa secara teperinci. Alquran telah memberikan penjelasan tentang struktur, fungsi dan kemungkinan faedah dari benda-benda langit.
Berkaitan dengan penaklukan luar angkasa Alquran telah menggambarkan di dalam Alquran Surah Ar-Rahman ayat 33 yang berbunyi:
“Hai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, dan kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”.
Mengenai ayat ini Bucaille menulis bahwa “tidak syak lagi bahwa ayat tesebut menunjukkan kemungkinan bahwa di kemudian hari manusia akan dapat melakukan apa yang biasanya sekarang kita secara tidak benar ‘menaklukkan angkasa”. (Bucaille:2001). Tetapi kemungkinan itu bukan lagi sebagai hal yang mungkin melainkan sesuatu yang telah dan sedang dilakukan. Setidaknya mulai tahun 1961 usaha ini telah dirintis pertamakali dimana manusia untuk pertama kali dapat terbang mengelilingi bumi.
Kemudian dalam kaitannya dengan adanya penemuan terbaru dari penelitian eksoplanet dengan Gliese185 sebagai penemuan terakhir, bahwa ada satu nubuatan di dalam Alquran suci yang menyebutkan tentang usaha penaklukan luar angkasa.
“Dan bila langit dibuka tabirnya”. (Q.S. 81:12)
Ayat ini termasuk dalam rangkaian ayat-ayat yang memuat nubuatan-nubuatan yang diwahyukan dalam waktu yang sama, umpamanya penemuan kereta api dan kapal uap, penemuan percetakan dan membanjirnya buku-buku, surat kabar, majalah dan lain-lain (Q.S. 81:2-11). Pembangunan observatorium-observatorium dan penerbangan-penerbangan luar angkasa pada zaman sekarang adalah bentuk penyempurnaan ayat diatas.
Kemudian lagi tentang kemungkinan adanya makhluk hidup lainnya yang menghuni planet-planet di luar bumi Alquran juga telah mensiratkannya seperti dalam ayat berikut:
“Sesungguhnya siapa saja yang di langi tdan siapa saja yang di bumi adalah bagi Allah (Q.S.10:67)
Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian menjelaskan perihal ayat ini sebagai berikut: “Ayat ini menunjukkan bahwa pada benda-benda langit terdapat makhluk-makhluk hidup dan bahwa mereka juga mengikuti pimpinan peraturan-peraturan Tuhan”.
Masalah selanjutnya adalah adakah kemungkinan makhluk-makhluk berakal dari berbagai planet pada suatu hari akan mengadakan kontak antara satu sama lain? Hal ini pun telah digambarkan oleh Alquran suci:
“dan diantara tanda-tanda-Nya ialah kejadian langit dan bumi, dan setiap makhluk hidup yang ditebarkan-Nya pada keduanya. Dan dia mempunyai kekuasaan untuk mengumpulkan mereka jadi satu kalau Dia menghendaki”. (Q.S. 42:30)
Dalam The holy Quran with Translation and Comentary in Indonesia Vol III, Islam Intnational Publication Limited, Islamabad, Sheephatch lane, Tilford, Surrey, England terdapat penjelasan tentang ayat ini sebagai berikut:
“Ayat ini mengandung suatu kesaksian yang unik tentang kenyataan bahwa Alquran itu berasal dari Tuhan. Tidaklah mengkin bagi seorang manusia biar siapapun , apalagi bagi seorang putra padang pasir yang buta huruf, mengatakan 1400 tahun yang lalu ketika ilmu perbintangan masih dalam taraf pemulaan, bahwa selain di bumi kita ada kehidupan dalam satu atau lain bentuk dari badan-badan langit lain juga. Kepada Alquran diserahkan upaya pengungkapan tabir kebenaran ilmiah yang agung dan ajaib itu seperti ditampakkan ol;eh kata-kata aya ini “penciptaan seluruh langit dan bumidan apa yang telah disebarkan di dalam keduanya”. Isyarat dalam kata-kata ‘Dia berkuasa menghimpunkan mereka ‘ dapat ditujukan kepada kemungkinan bahwa makhluk-makhluk yang hidup di bumi dan makhluk-makhluk yang hidup di benda-benda langit akan menjadi bersatu di kemudian hari . Penyelidikan kepubakalaan mutakhir telah mengungkapkan bahwa ‘Dropas’ atau pengunjung-pengunjung dari angkasa luar pernah turun ke bumi 12.000 tahun yang lalu (the Pakistan Times, 13 Agustus 1967)
Penemuan Gliese 185 mengisyaratkan kepada kita, Adakah kehidupan di luar bumi? Pertanyaan ini ssungguh menarik bagi kita. Skenario yang langsung terbayang dipikiran kita setidaknya adalah seperti apa mereka, bisakah mereka berkomunukasi dengan kita, atau dapatkah kita kesana ataupun sebaliknya bisakah mereka ke bumi. Sungguh fantasi yang mengasyikkan, terlebih lagi fantasi ini dikaitkan dengan situasi bumi kita sekarang yang sudah tidak bersahabat lagi karena ulah kita sendiri. Maka skenario yang tertuju yang merupakan skenario paling ekstrem bahwa bilamana bumi tak layak huni kemanakah kita akan pergi?? ke angkasa raya mungkin jawabnya.
Itulah fantasi, tetapi fantasi juga sebenarnya tidak bisa dianggap hanya sebatas angan-angan tak berguna. Setidaknya kita mengetahui penemuan-penemuan mutakhir pada tiap zaman acapkali berawal dari fantasi. Misalnya bagaimana bisa terbang? Zaman dahulu hal ini orang bisa menyebutnya sebagai fantassi seorang gila, tetapi sekarang hanya orang gila yang tidak membenarkan fakta tersebut. Fantasi-fantasi yang disebutkan pada awal tulisan ini pun tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat bukan lagi menjadi sekedar fantasi imajinatif melainkan hal yang akan benar-benar terjadi, wallahu a’lam!
Gliese185 setidaknya bisa kita sebutkan disini sebagai awal titik terang dari fantasi ini. April Silam untuk pertama kali ditemukan planet serupa bumi (earth-like) yang bisa mendukung adanya air dan menopang kehidupan. Pemimpin kelompok yang menemukan penemuan ini melalui observatorium Geneva, Swiss, Stephen Udry mengatakan bahwa penemuan ini merupakan langkah berarti menuju penemuan planet yang menyerupai bumi dan memiliki bintang seperti matahari. Gliese185 merupakan planet yang berukuran 1,5 kali dibandingkan bumi dengan massa lima kali lebih besar massa Matahari. Jarak bintang ini 20,5 tahun cahaya dari bumi. Gliese 581 untuk golongan kosmik termasuk dekat dengan bumi dan model komputer memperkirakan bahwa Gliese581 merupakan planet yang berbatuan seperti bumi atau jagat air (water world) yang tertutup sepenuhnya oleh lautan. Menurut perkiraan tim penemu suhu rata-rata “bumi super” ini antara 0 dan 40 derajat celcius, sehingga air akan berwujud cairan. (Kompas 5 Desember 2007)
Alquran dan Luar Angkasa
Kemudian marilah kita mengarahkan perhatian kita bagaiman Alquran berbicara tentang fenomena ini. Kalau kita meneliti ayat-ayat Alquran tenyata Alquran dengan gamblang telah menggambarkan tentang tata ruang angkasa secara teperinci. Alquran telah memberikan penjelasan tentang struktur, fungsi dan kemungkinan faedah dari benda-benda langit.
Berkaitan dengan penaklukan luar angkasa Alquran telah menggambarkan di dalam Alquran Surah Ar-Rahman ayat 33 yang berbunyi:
“Hai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, dan kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”.
Mengenai ayat ini Bucaille menulis bahwa “tidak syak lagi bahwa ayat tesebut menunjukkan kemungkinan bahwa di kemudian hari manusia akan dapat melakukan apa yang biasanya sekarang kita secara tidak benar ‘menaklukkan angkasa”. (Bucaille:2001). Tetapi kemungkinan itu bukan lagi sebagai hal yang mungkin melainkan sesuatu yang telah dan sedang dilakukan. Setidaknya mulai tahun 1961 usaha ini telah dirintis pertamakali dimana manusia untuk pertama kali dapat terbang mengelilingi bumi.
Kemudian dalam kaitannya dengan adanya penemuan terbaru dari penelitian eksoplanet dengan Gliese185 sebagai penemuan terakhir, bahwa ada satu nubuatan di dalam Alquran suci yang menyebutkan tentang usaha penaklukan luar angkasa.
“Dan bila langit dibuka tabirnya”. (Q.S. 81:12)
Ayat ini termasuk dalam rangkaian ayat-ayat yang memuat nubuatan-nubuatan yang diwahyukan dalam waktu yang sama, umpamanya penemuan kereta api dan kapal uap, penemuan percetakan dan membanjirnya buku-buku, surat kabar, majalah dan lain-lain (Q.S. 81:2-11). Pembangunan observatorium-observatorium dan penerbangan-penerbangan luar angkasa pada zaman sekarang adalah bentuk penyempurnaan ayat diatas.
Kemudian lagi tentang kemungkinan adanya makhluk hidup lainnya yang menghuni planet-planet di luar bumi Alquran juga telah mensiratkannya seperti dalam ayat berikut:
“Sesungguhnya siapa saja yang di langi tdan siapa saja yang di bumi adalah bagi Allah (Q.S.10:67)
Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian menjelaskan perihal ayat ini sebagai berikut: “Ayat ini menunjukkan bahwa pada benda-benda langit terdapat makhluk-makhluk hidup dan bahwa mereka juga mengikuti pimpinan peraturan-peraturan Tuhan”.
Masalah selanjutnya adalah adakah kemungkinan makhluk-makhluk berakal dari berbagai planet pada suatu hari akan mengadakan kontak antara satu sama lain? Hal ini pun telah digambarkan oleh Alquran suci:
“dan diantara tanda-tanda-Nya ialah kejadian langit dan bumi, dan setiap makhluk hidup yang ditebarkan-Nya pada keduanya. Dan dia mempunyai kekuasaan untuk mengumpulkan mereka jadi satu kalau Dia menghendaki”. (Q.S. 42:30)
Dalam The holy Quran with Translation and Comentary in Indonesia Vol III, Islam Intnational Publication Limited, Islamabad, Sheephatch lane, Tilford, Surrey, England terdapat penjelasan tentang ayat ini sebagai berikut:
“Ayat ini mengandung suatu kesaksian yang unik tentang kenyataan bahwa Alquran itu berasal dari Tuhan. Tidaklah mengkin bagi seorang manusia biar siapapun , apalagi bagi seorang putra padang pasir yang buta huruf, mengatakan 1400 tahun yang lalu ketika ilmu perbintangan masih dalam taraf pemulaan, bahwa selain di bumi kita ada kehidupan dalam satu atau lain bentuk dari badan-badan langit lain juga. Kepada Alquran diserahkan upaya pengungkapan tabir kebenaran ilmiah yang agung dan ajaib itu seperti ditampakkan ol;eh kata-kata aya ini “penciptaan seluruh langit dan bumidan apa yang telah disebarkan di dalam keduanya”. Isyarat dalam kata-kata ‘Dia berkuasa menghimpunkan mereka ‘ dapat ditujukan kepada kemungkinan bahwa makhluk-makhluk yang hidup di bumi dan makhluk-makhluk yang hidup di benda-benda langit akan menjadi bersatu di kemudian hari . Penyelidikan kepubakalaan mutakhir telah mengungkapkan bahwa ‘Dropas’ atau pengunjung-pengunjung dari angkasa luar pernah turun ke bumi 12.000 tahun yang lalu (the Pakistan Times, 13 Agustus 1967)