Inbox SCTV Mengancam Generasi Masa Depan Muslim

Kaum Muslim hari ini tengah diserang oleh budaya-budaya kebebasan yang merusak. Bahkan di tengah suasana Idul Adha dan hari-hari tasyrik pun, di mana kaum Muslim merayakan salah hari raya untuk berqurban, rupanya para kapitalis tetap melakukan penyebaran budaya-budaya Barat yang rusak. Mereka benar-benar tidak menghormati umat Islam.
Bagaimana tidak, hari raya yang semestinya ceria dengan menggemakan takbir dan ketaqwaan, malah disajikan sebuah tampilan pegelaran musik yang di dalamnya penuh dengan kemaksiyatan. 


Kemudian hal tersbut diteruskan ke seluruh rumah-rumah kaum Muslim. Salah satunya, acara pegelaran musik "Inbox SCTV". Acara yang dikemas live tersebut disiarkan ke seluruh pemirsa di nusantara. 


Sejalan dengan itu, kemaksiyatan terjadi di dalamnya. Sungguh menyedihkan, hari raya kaum Muslim malah diisi dengan jingkrak-jingkrak para penonton yang kebanyakan anak muda tak jelas arah. 
Mereka, laki-laki dan perempuan berkumpul campur baur tenggelam dalam kenikmatan musik. Tidak sedikit diantara para penonton perempuan tak mengenakan hijab. Sementara, sesekali juga muncul penyanyi tak berhijab.

Acara tersebut sebenarnya muncul hampir setiap hari, menyajikan budaya campur baur ke kalangan generasi muda Muslim. Bukan hanya Inbox SCTV saja, bebera stasiun televisi lainnya juga sama. Katakanlah juga acara Dahsyat RCTI, para penonton tampak campur baur antara laki-laki dan perempuan.

Unsur-unsur keharaman dan kemaksiyatan tampak sekali dalam acara-acara tersebut, seperti campur baur laki-laki perempuan (ikhtilat), mengumbar aurat, dll. Sangat jelas sekali tentang hal ini, Allah SWT berfirman (artinya), “Maka janganlah kamu duduk bersama mereka hingga mereka beralih pada pembicaraan yang lainnya.” (QS An-Nisaa` : 140).

Demikianlah, kehidupan sosial masyarakat sekuler, memisahkan agama dari kehidupan telah menggirin generasi Muslim masa depan ke jurang kehancuran. Televisi hari ini kerap kali menjadi corong kemaksiyatan. Mulai dari acara musik ikhtilat, sinetron maksiyat, hingga reality show dan acara gosip. Tentu saja, acara itu berjalan tidak lepas dari dukungan sponsor para kapitalis. 
 



Sudah saatnya, hentikan segala kemaksiyatan dan perusakkan generasi dengan kembali kepada Islam saja. Bila perlua, saaatnya juga kaum Muslim memboikot produk-produk kapitalis pendukung kerusakkan. Karena, jika hal itu terus menerus dibiarkan, maka tunggulah saatnya negeri ini akan kehilangan generasi masa depan yang sebenarnya inilah yang diinginkan oleh para kapitalis yang tengah menjajah negeri ini, baik dari kekayaan alam, hingga sosial budaya negeri ini.
Sudah saatnya, kaum Muslim menegakkan syariah di bawah naungan Khilafah. Institusi inilah yang mampu menyelamatkan generasi dari kehancuran. Khilafah akan mengembalikan potensi anak muda sebagai pilar penting suatu negeri untuk berada di garga terdepan dalam menegakkan risalaah-Nya. Khilafah pula akan mencetak anak-anak muda Muslim yang mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka, seperti halnya Ali kecil yang berusia 8 tahun sudah bersama Rasulullah Saw dalam perjuangan Islam. Insya Allah! [m/f/all/syabab.com]