Nikmat Puasa Ramadhan





Salah satu adab puasa yang disunnahkan adalah agar orang yang berpuasa mengingat betapa agungnya nikmat Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang dianugerahkan kepadanya dengan cara menjalankan puasa, dimana Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan kemudahan dan petunjuk kepadanya, sehingga ia bisa menyempurnakan puasanya di hari itu dan merampung­kan puasanya di bulan itu.

Sebab, banyak orang yang tidak sempat menjalankan puasa, entah karena meninggal sebelum bertemu dengan bulan Romadhon, atau karena tidak mampu menjalankannya, atau karena kesesatan dan keberpalingan mereka dari melaksanakan puasa. Maka dari itu hendaklah orang yang berpuasa itu memuji Alloh Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat puasa yang merupakan penyebab datangnya ampunan dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala, penghapusan dosa, serta pengang­katan derajat di dalam surga di sisi Robb yang mulia.

Marilah kita menjalankan dengan adab-adab puasa, dan tinggalkanlah segala penyebab murka Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Berhiaslah dengan karakter kaum muslim terdahulu yang mulia, karena umat yang ada sekarang ini akan menjadi baik bilamana meniti langkah yang pernah ditempuh oleh para pendahulunya dengan cara melaksanakan ketaatan dan menjauhi dosa-dosa dan kemaksiatan.

lbnu Rajab AI-Hanbali, berkata bahwa orang-orang yang berpuasa itu ada dua tingkatan; salah satunya mereka yang meninggalkan makanan, minuman dan syahwatnya semata karena Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan mengharap pahala di sisi-Nya sebagai ganti dan balasannya di surga. Ini adalah orang yang berdagang dengan Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Dan memang Alloh Subhanahu wa Ta'ala tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik, di samping juga tidak akan membuat rugi orang yang beramaL Bahkan Alloh akan memberikan laba (keuntungan). Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya engkau tidak meninggalkan sesuatu (berpuasa) karena ketakwaan kepada Alloh melainkan Alloh pasti akan memberimu yang lebih baik darinya." (HR: Imam Ahmad, Hadits Shohih)

Orang yang berpuasa di dalam surga nanti akan diberi makanan dan minuman apa saja yang mereka suka, dan juga wanita. Alloh berfinnan, yang artinya: "(Kepada mereka dikatakan): 'Makan dan minumltzh dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.'" (QS: AI-Haqqoh: 24)

Mujahid dan lainnya mengatakan: "Ayat ini turun mengenai arang-arang yang berpuasa."

Dalam hadits Abdurrohman bin Samuroh yang dimimpikan oleh Nabi disebutkan bahwa Nabi mengatakan, yang artinya: "Aku lihat seseorang dari umatku menjulur-julurkan lidahnya karena haus. Setiap kali ia mendekat ke telaga, ia dihalangi dan diusir darinya, sampai akhirnya in didatangi oleh punsn Romadhon yang kemudian memberinya minum dan menghilangknn rasa hausnya" (HR : Thobroni)

Tidakkah kita mau bermunajat kepada Dzat Yang Maha Pemurah di bulan Romadhon ini!? Tidakkah kita mau terhadap apa yang dijanjikan oleh Alloh kepada orang-orang yang patuh di dalam surga yang menjadi idaman kelak?!

Siapa yang menginginkan kerajaan surga
jangan lagi berlambat-Iambat
Segeralah bangkit di kegelapan malam Menuju cahaya AI-Quran
Sambungkan satu puasa dengan puasa berikutnya
Hidup ini adalah fana
Hidup yang sebenarnya ada di sisi-Nya
Di kampung kedamaian

Sedangkan tingkatan yang kedua adalah orang yang berpuasa di dunia dengan meninggalkan segala hal selain Alloh Subhanahu wa Ta'ala, sehingga ia akan menjaga kepala dengan segala pikiran di dalamnya, perut dengan segala isinya, selalu mengingat mati, serta selalu menghendaki akhirat dan meninggalkan perhiasan dunia. Hari rayanya orang seperti ini adalah ketika ia bertemu dengan Robbnya dan kegembiraannya adalah ketika ia melihat Alloh Subhanahu wa Ta'ala secara langsung.

Siapa yang menjalankan puasa atas perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala dengan menahan diri dari syahwatnya di dunia, maka kelak akan mendapatkannya di surga. Siapa yang berpuasa semata karena Alloh, maka hari rayanya adalah pada hari ketika ia bertemu dengan-Nya. "Barangsiapa ynng mengharap pertemuan dengnn Alloh, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Alloh itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS: Al-'Ankabut: 5)

Wahai orang-orang yang bertaubat, berpuasalah pada hari ini dengan nenahan diri dari segala keinginan hawa nafsu agar kalian bisa mendapatkan hari raya ketika bertemu dengan-Nya.

Ya Alloh, hiasilah batin kami dengan keikhlasan kepada-Mu; perbaikilah amalan ini dengan mengikuti Rosul-Mu dan beradab dengan adab-adab Nabi. Ya Alloh, bangunkanlah kami dari kelengahan dan selamatkan kami dari jurang kehinaan. Hapuskan dosa-dosa dan kesalahan­-kesalahan kami. Ampunilah kami, kedua orangtua kami, dan seluruh kaum Muslimin, baik yang masih hidup walaupun yang sudah meninggal, dengan keluasan rahmat­ Mu, wahai Dzat Pemberi rahmat yang terbaik. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala mencurahkan rahmat dan kedamaian kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabat seluruhnya.

(Sumber Rujukan : Majalisu Syahri Romadhon, Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin)